Junta Dilaporkan Bunuh Anak-anak di Myanmar
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Sebanyak 275 orang telah tewas dalam demo anti kudeta yang terjadi sebulan lebih di Myanmar. The Assistance Association for Political Prisioners (AAPP) menyebut korban bukan hanya dewasa namun juga anak-anak dan remaja.
Pada Selasa (23/3/2021) misalnya, tiga orang kembali tewas dalam penyerbuan yang dilakukan polisi di kota Chanmyathazi, Mandalay. Melansir Myanmar Now, salah satu korbannya seorang anak perempuan berusia 7 tahun.
Anak perempuan itu bernama Khin Myo Chit. Ia tewas tertembak di bagian perut oleh seorang tentara saat berada di pangkuan ayahnya.
Saat itu, ia tengah duduk di teras rumahnya di Aung Pin Le. Namun tiba-tiba pasukan tentara datang Selasa sore dengan motor dan kendaraan lain, menendang pintu dan menggerebek masuk ke rumahnya.
"Pasukan tiba di daerah itu dengan sepeda motor dan kendaraan lain sekitar pukul 4 sore," kata kakak perempuan korban, dikutip Rabu (24/3/2021).
"Mereka (aparat) bertanya apakah semua orang di rumah ada di sana. Ayah saya menjawab bahwa itu semua orang. Khin Myo Chit sedang duduk di pangkuan ayah kami. Salah satu dari mereka mengatakan ayah saya berbohong dan melihat sekeliling," katanya.
Jawaban ayah Khin Myo Chit ternyata membuat aparat tak puas. Salah seorang kemudian melepas tembakan ke arahnya.
Namun sayangnya tembakan tersebut mengenai bocah perempuan itu.Dua orang lain juga meregang nyawa di kawasan yang sama. Mereka bernama Tin Soe Oo (30) dan Chan Thar Htwe (20).
Warga mengaku tak tahu alasan penyebuan aparat. Yang pasti, di daerah tersebut tak ada unjuk rasa dilakukan.
Seorang pedagang kaki lima (53) juga jadi korban. Ia diketahui hendak memisahkan karung pasir dan barikade darudat di jalan-jalan.
Pada malam harinya, enam orang juga tewas di tangan aparat di kota Pyigyitagon dan Chanayethazan. Salah seorang korban, masih berusia 15 tahun, dan tertembak di kepala.
Sebagai bentuk protes karena banyaknya anak-anak dan remaja yang menjadi korban, warga dan pusat bisnis merencanakan "Silence Strike" hari ini. "Pada hari Rabu, warga dan bisnis Myanmar akan melakukan aksi nasional "Silence Strike" untuk melawan upaya rezim untuk membuka kembali bisnis dan kantor pemerintah," tulis media itu.
Hal sama juga diberitakan Reuters. Bisnis besar di Myanmar seperti City Mart, Grab, dan The Pizza Company juga tutup hari ini.[CNBC Indonesia]