Kisah Penyandang Disabilitas Berjuang ke Parlemen
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
(Foto: Dok Hamdanil)
Partai Politik Terbuka untuk Disabilitas
Partai Aceh, partai politik yang didirikan pada tahun 2008, mengklaim sebagai partai yang terbuka dan inklusif bagi semua kelompok masyarakat, termasuk kaum marginal dan disabilitas.
Juru Bicara Partai Aceh Nurzahri dalam sebuah wawancara dengan media ini mengatakan, partai yang dirikan oleh eks kombatan GAM ini tidak membedakan atau mendiskriminasi kader-kadernya berdasarkan latar belakang, agama, suku, gender, atau kondisi fisik.
Ia mencontohkan bahwa pada Pemilu 2009 lalu, salah satu anggota DPRK Lhokseumawe yang terpilih dari Partai Aceh adalah Tgk Yatim, seorang disabilitas yang memiliki gangguan pada kaki.
“Dia disabilitas, jalannya tidak normal, tapi dia punya semangat yang luar biasa untuk berjuang demi rakyat Aceh. Dia adalah salah satu kader Partai Aceh,” kata Nurzahri.
Nurzahri menambahkan bahwa Partai Aceh juga merangkul dan dukungan kepada kaum perempuan, pemuda, dan masyarakat adat untuk berpartisipasi dalam politik dan pembangunan Aceh.
“Kami adalah partai yang berbasis rakyat, bukan elit. Kami adalah partai yang menghormati keragaman, bukan keseragaman. Kami adalah partai yang berkomitmen untuk mewujudkan Aceh yang damai, sejahtera, dan berdaulat,” tutur Nurzahri.
Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Umum Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS Aceh Makhyaruddin Yusuf, PKS memiliki perhatian khusus terhadap disabilitas dan kelompok marginal dalam masyarakat, tidak hanya berbicara tentang keadilan dan kesejahteraan, tetapi juga merealisasikannya dalam bentuk aksi nyata.
Ia mencontohkan bahwa pada Pemilu 2024, PKS Aceh mengusung dua penyandang disabilitas sebagai calon anggota DPRK dari daerah pemilihan Aceh Besar dan Aceh Singkil.
“Kami ingin menunjukkan bahwa disabilitas bukanlah halangan untuk berkontribusi dalam pembangunan Aceh. Mereka juga memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga lainnya. Kami memberikan ruang dan kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi dalam politik dan pemerintahan,” kata Makhyaruddin.
Makhyaruddin menambahkan, PKS Aceh juga peduli terhadap kelompok marginal lainnya, seperti perempuan, anak-anak, masyarakat adat, dan minoritas. Ia mengklaim bahwa PKS Aceh telah melakukan berbagai program pemberdayaan dan perlindungan bagi kelompok-kelompok tersebut, seperti bantuan hukum, beasiswa, bazar murah, dan lain-lain.
“Kami adalah partai yang berpihak pada rakyat, khususnya yang lemah dan tertindas," katanya.