ISJN Meluncurkan Indeks Keadilan Sosial Indonesia (IKSI)
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Dalam memperingati kemerdekaan Indonesia yang ke 75, Indonesia Social Justice Network (ISJN) meluncurkan Indeks Keadilan Sosial Indonesia (IKSI) sebagai alat ukur dan pemetaan pembangunan keadilan sosial di Indonesia. Buku IKSI dapat diunduh secara gratis di laman ISJN (https://isjn.or.id/books) pada sejak pukul 10:00 WIB pada tanggal 17 Agustus 2020. IKSI merupakan metode pengukuran kualitas keadilan sosial pertama di Indonesia dan disusun berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Peneliti ISJN yang terdiri atas Sujarwoto, PhD, Dominggus Elcid Li, PhD, Dr. Asal Wahyuni Erlin Mulyadi dan Andi Ahmad Yani.
Berbicara konsep IKSI terdiri atas delapan dimensi yaitu (1) Pengentasan Kemiskinan, (2) Akses Layanan Pendidikan, (3) Akses Layanan Kesehatan, (4) Kohesi Sosial dan Non-Diskriminasi, (5) Lapangan Kerja Inklusif, (6) Keadilan Antar Generasi, (7) Penegakan Hukum dan (8) Demokrasi dan Tata Kelola Publik yang baik. Hasil perhitungan IKSI nasional adalah 63.46, artinya sekitar 63% warga Indonesia mampu terpenuhi keadilan sosialnya. Dengan kata lain enam diantara sepuluh orang Indonesia sudah terpenuhi keadilan sosialnya. Sisanya empat diantara sepuluh orang Indonesia masih belum terpenuhi.
Ditinjau dari kontribusi masing- masing dimensi, maka dimensi penanggulangan kemiskinan ekonomi dan pemenuhan layanan pendidikan adalah dimensi yang memberikan sumbangan terbesar sedangkan keadilan antar generasi dan kohesi sosial adalah dimensi yang memberikan sumbangan terkecil pada IKSI Indonesia. Secara nasional ada tiga belas provinsi atau sekitar sepertiga dari total jumlah provinsi di Indonesia yang IKSI-nya masih dibawah rata-rata nasional.
Provinsi yang memiliki IKSI terendah adalah Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Kalimantan Barat. Fakta ini juga tidak mengherankan kita semuanya. Khususnya Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur memang jauh tertinggal. Di Provinsi Papua dan Papua Barat, hanya satu diantara dua warganya yang terpenuhi keadilan sosialnya. Kondisi di Nusa Tenggara Timur tidaklah jauh berbeda. Lebih baik sedikit dibandingkan Papua, di provinsi ini empat dari sepuluh orang NTT belum memperoleh keadilan sosial sebagaimana mestinya.
Sedangkan, IKSI tertinggi didominasi oleh provinsi-provinsi yang ada di Jawa dan Sumatra. Lima besar IKSI Indonesia tahun 2018 adalah DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali dan Kepulauan Riau. Kesenjangan antara DKI Jakarta dan Papua sungguh luar biasa sampai dengan 20.03% atau sekitar dua diantara sepuluh orang. Di DKI Jakarta tujuh diantara sepuluh orang sudah terpenuhi keadilan sosialnya. Sedangkan di Papua hanya lima diantara sepuluh orang saja. Berpuluh-puluh tahun DKI Jakarta tidak hanya menjadi ibukota negara tetapi telah menjelma menjadi pusat-pusat kapitalis yang menyedot sumber-sumber daya provinsi diluar ibukota.
IKSI menegaskan, saudara-saudara kita di provinsi paling ujung timur Indonesia, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur masih jauh tertinggal. Harus kita akui bahwa setelah tujuh puluh lima tahun Indonesia merdeka, masih banyak saudara kita yang tinggal di wilayah tersebut yang belum bisa menikmati keadilan sosial seutuhnya. Hanya satu diantara dua penduduk provinsi tersebut yang mampu mengeyam dan menikmati keadilan sosial. Inilah pesan utama studi ini. Buku IKSI akan dibedah dan didiskusikan pada tanggal 19 Agustus 2020 secara daring pukul 13:15 – 15:30 WIB. Yang bertindak sebagai pembedah adalah Yudi Latif, PhD (Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasil 2018), Dr. Ninik Wafiroh (Wakil Ketua Komisi IX DPR RI) dan Tolhas Damanik (aktivis disabilitas dan Direktur Wahana Inklusif Indonesia).
Diskusi ini akan dipandu oleh Blandina Rosalina Bait yang bekerja di UNICEF Indonesia serta anggota ISJN. Untuk mengikuti diskusi ini, peserta diharapkan mendaftar melalui tautan https://bit.ly/isjn2020. Indonesia Social Justice Network (ISJN) adalah organisasi jaringan berdiri sejak tahun 2008 yang anggotanya anak-anak muda Indonesia dari seluruh nusantara dan alumni peneriman beasiswa International Fellowship Program (IFP). ISJN selama ini fokus melakukan aktifitas pelatihan keadilan sosial untuk remaja (Social Justice Youth Camp), konferensi tahunan keadilan sosial, dan penerbitan buku. ISJN juga mengelola Journal of Humanity and Social Justice[Rls].