Jerman Sepakat Kerja Sama dengan Indonesia, Rela Kucurkan Dana Rp41 T
Font: Ukuran: - +
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. [Dok: Humas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi]
DIALEKSIS.COM | Jakarta - Jerman sepakat untuk mendukung proyek infrastruktur hijau di Indonesia. Kerja Sama yang disebut 'Inisiatif Indonesia-Jerman untuk Infrastruktur Hijau' ini akan diarahkan pada proyek transformasi dan inovasi wilayah perkotaan yang bertujuan untuk mengurangi tingkat emisi karbon di Indonesia.
Melalui kerja sama ini, Jerman akan memberikan dukungan pendanaan sebesar 2,5 milyar Euro ( Rp 41,25 triliun). Pendanaan akan diberikan secara bertahap selama lima tahun melalui kemitraan dengan bank KfW, yang merupakan Bank Nasional Jerman untuk pendanaan pembangunan, serta dengan pihak GIZ.
Selain dukungan pendanaan, Program Inisiatif Infrastruktur Hijau ini juga diwujudkan melalui kerja sama alih teknologi, kampanye penyadaran publik, serta dialog pada tataran kebijakan antara kedua pemerintah.
Secara resmi kerja sama tersebut diluncurkan secara virtual pada 4 Maret 2021, dengan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Federal Urusan Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Jerman (BMZ), Gerd Muller.
Selain itu, acara ini juga dihadiri sejumlah pejabat tinggi seperti Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Ketua Bappenas, Suharso Monoarfa, Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, Dubes Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof, Gubernur Provinsi Jawa Barat, Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Gubernur Provinsi Bali, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur dan sejumlah pejabat lainnya dari Kementerian Indonesia dan Jerman.
Melalui sambutannya, Menko Luhut menyebutkan bahwa sebagai sesama anggota G-20, Indonesia dan Jerman telah mengimplementasikan bentuk tanggung jawab bersama terhadap isu global yang penting, yakni terkait perubahan iklim
"Dalam kapasitas sebagai Menko Maritim dan Investasi, saya ingin meyakinkan semua pihak yang hadir saat ini, inisiatif ini akan mencapai sasarannya. Keinginan kita untuk melakukan perbaikan lingkungan, pengurangan emisi karbon, dan penyediaan fasilitas layanan yang lebih baik bagi masyarakat sudah tampak titik terangnya,” kata Luhut seperti disampaikan melalui rilis pers Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Berlin, Jerman, Jumat (5/3/2021).
"Dalam waktu ke depan kita akan bisa saksikan bersama sungai-sungai yang lebih bersih, sampah laut berkurang, akses air bersih yang lebih luas bagi masyarakat, serta sarana transportasi publik yang lebih efektif dan lebih baik,” tegasnya.
Menteri BMZ Jerman, Gerd Muller menegaskan Jerman terkesan dengan strategi dan target yang ditetapkan Indonesia untuk mengurangi sampah laut sebesar 70% di tahun 2025. Begitupun program pengelolaan sanitasi, penyediaan air bersih, dan pembenahan sistem transportasi publik yang lebih efektif dan ramah lingkungan.
"Untuk negara yang memiliki jumlah pulau lebih dari 17 ribu, target-target tersebut sangat luar biasa dan perlu didukung. Indonesia memiliki peran penting dalam penanggulangan perubahan iklim. Indonesia memiliki 93 juta hektar hutan. Saya berkesempatan meninjau hutan-hutan Indonesia yang bagi saya sangat menakjubkan. Untuk itu kita perlu bekerja sama. Lets work together closely and act quickly. Indonesia terbukti sebagai mitra handal dalam menyelesaikan berbagai permasalahan global,” tambah Menteri Muller.
Sementara itu, Dubes RI Berlin, Arif Havas Oegroseno menyampaikan tiga poin penting dari pelaksanaan kerja sama ini. Pertama, kerja sama ini merupakan refleksi dari hubungan dan kerja sama signifikan antara Indonesia dan Jerman yang memiliki latar belakang sejarah yang sangat panjang. Kedua, inisiatif ini contoh konkret bagaimana kedua negara melakukan kerja sama nyata dalam mengatasi isu perubahan iklim.
"Bagi Indonesia yang menganut politik luar negeri bebas aktif, kerja sama ini juga menegaskan bahwa Indonesia sangat terbuka untuk perluasan kerja sama dan bantuan pendanaan program kerja sama dari berbagai pihak,’ tutup Dubes Oegroseno. (Detik)