Beranda / Berita / Nasional / Pemerintah Gencarkan Pembangunan Infrastruktur Digital untuk Tingkatkan Kualitas Konektivitas

Pemerintah Gencarkan Pembangunan Infrastruktur Digital untuk Tingkatkan Kualitas Konektivitas

Jum`at, 29 November 2024 19:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria. Foto: Ist


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Pemerintah gencar melakukan pembangunan infrastruktur digital pada 2025-2029 untuk memperluas sekaligus meningkatkan kualitas konektivitas melalui kebijakan meaningful connectivity atau konektivitas bermakna serta mencetak talenta digital.

“Connectivity yang ada, yaitu 97 persen pemukiman terkoneksi dan penetrasi internet sebesar 79,5 persen, akan diperkaya dengan infrastruktur baru untuk mencapai konektivitas bermakna,” ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Seminar “Bagaimana AI Mengakselerasi Transformasi Digital untuk Indonesia Emas 2045” di Jakarta Selatan, seperti dilansir pada Jumat (29/11/2024).

Nezar mengatakan konektivitas bermakna merupakan kunci untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi digital dan mengurangi kesenjangan (gap) digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan. 

“Kita sudah terkoneksi sebanyak 97 persen di daerah pemukiman, tetapi gap kualitasnya masih nyata. Contohnya, kualitas internet di daerah urban jauh lebih baik dibandingkan di rural,” ungkapnya.

Langkah nyata yang dilakukan pemerintah adalah meluncurkan Satelit Republik Indonesia (SATRIA) -1 yang menjangkau 27.000 titik layanan di seluruh Indonesia, terutama daerah terpencil.

Namun, Nezar meminta kemajuan pembangunan infrastruktur ini harus diimbangi dengan pemanfaatan konektivitas untuk menciptakan inovasi, bukan sekadar konsumsi teknologi. 

“Dengan sinyal yang semakin baik, apakah kita hanya menjadi pasar yang memakai aplikasi? Atau, apakah kita bisa menciptakan inovasi sendiri?” ungkap dia.

Selain infrastruktur, tantangan yang ada berkaitan dengan kesenjangan talenta digital. Sebab, walaupun memiliki pasar teknologi yang besar, adopsi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia masih berada pada tahap awal. 

Oleh karena itu, Pemerintah mewajibkan transfer keahlian dan pengetahuan dalam setiap investasi asing yang masuk ke Indonesia untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia dan menjawab kebutuhan talenta digital yang terus meningkat. 

“Talenta digital harus diperkuat, karena setiap investasi yang masuk harus berkontribusi pada peningkatan kemampuan tenaga kerja lokal,” tandas Wamenkomdigi.[]

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI